Apakah Khitan?

Sunat atau khitan atau sirkumsisi (Inggris: circumcision) adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan daripenis. Frenulum dari penis dapat juga dipotong secara bersamaan dalam prosedur yang dinamakan frenektomi. Kata sirkumsisi berasal dari bahasa Latincircum (berarti "memutar") dan caedere (berarti "memotong").
Sunat telah dilakukan sejak zaman prasejarah, diamati dari gambar-gambar di gua yang berasal dari Zaman Batu dan makam Mesir purba. Alasan tindakan ini masih belum jelas pada masa itu tetapi teori-teori memperkirakan bahwa tindakan ini merupakan bagian dari ritual pengorbanan atau persembahan, tanda penyerahan pada Yang Maha Kuasa, langkah menuju kedewasaan, tanda kekalahan atau perbudakan, atau upaya untuk mengubah estetika atau seksualitas. Sunat pada laki-laki diwajibkan pada agama Islam dan Yahudi. Praktik ini juga terdapat di kalangan mayoritas pendudukKorea Selatan, Amerika, dan Filipina
Sunat pada bayi telah didiskusikan pada beberapa dekade terakhir. American Medical Association atau Asoiasi Dokter Amerika menyatakan bahwa perhimpunan kesehatan di Amerika Serikat, Australia, Kanada, serta negara-negara di Eropa sangat tidak merekomendasikan sunat pada bayi laki-laki.
Menurut literatur AMA tahun 1999, orang tua di AS memilih untuk melakukan sunat pada anaknya terutama disebabkan alasan sosial atau budaya dibandingkan karena alasan kesehatan. Akan tetapi, survey tahun 2001 menunjukkan bahwa 23,5% orang tua melakukannya dengan alasan kesehatan.
Para pendukung integritas genital mengecam semua tindakan sunat pada bayi karena menurut mereka itu adalah bentuk mutilasi genital pria yang dapat disamakan dengan sunat pada wanita yang dilarang di AS.
Beberapa ahli berargumen bahwa sunat bermanfaat bagi kesehatan, namun hal ini hanya berlaku jika pasien terbukti secara klinis mengidap penyakit yang berhubungan dengan kelamin. Beberapa penyakit yang kemungkinan besar memerlukan sunat untuk mempercepat penyembuhan seperti pendarahan dan kanker penis, namun, kedua hal ini jarang terjadi.Penyakit fimosis juga bisa diatasi dengan sunat, walaupun sekarang juga telah berkembang tekhnik yang lainnya.


Sumber: Wikipedia

Khitan Telah Ada Sejak Zaman Prasejarah.





Niat Khitan

1. Ikhlaskan niat bahwa Khitan merupakan tuntunan syariat agama yang sangat mulia, Berdo’alah hanya kepada Allah Ta’ala semata agar diberikan kemudahan.
2. Hindari memilih hari-hari baik tertentu untuk khitan berdasarkan “terawangan” para kyai/paranormal, agar Anda terhindar dari kesyirikan yang dilarang. Semua hari pada dasarnya baik dan tidak ada hari buruk namun Anda diperbolehkan memilih waktu yang tepat sesuai dengan pekerjaan Anda atau liburan sekolah anak, Bagaimanapun juga anak Anda butuh didampingi dan support dari orangtuanya ketika di khitan dan biarkan ia cuti sejenak dari sekolah/aktifitasnya agar mempercepat kesembuhan.
3. Sebaiknya Anda datang ke dokter. Tehnik apa yang akan Anda pilih tergantung Anda sendiri. Kalau dengan teknik konvensional, semua dokter biasanya bisa mengerjakan.
4. Tanyakan kepada sahabat dan kerabat tempat khitan yang baik, agar anda memperoleh informasi yang benar dan dapat berbagi pengalaman.
5. Sesuaikan dengan kondisi keuangan Anda, Metode konvensional umumnya sangat terjangkau. Metode elektrokauter, klamp dan flashcutter agak mahal sedangkan laser CO2 mungkin yang paling mahal dan hanya ada di Rumah Sakit besar.
6. Jika ingin mengikuti khitanan masal pastikan bahwa ada dokter penanggungjawab, sehingga jika ada masalah memudahkan Anda untuk berkoordinasi.

Manfaat Khitan


Bagi laki-Laki

Manfaat khitan atau sirkumsis bagi laki-laki adalah menghilangkan kotoran beserta tempat kotoran itu berada yang biasanya terletak dibagian dalam dari kulit terluar penis. Serta untuk menandakan bahwa seorang muslim telah memasuki kondisi dewasa.

[sunting]Bagi wanita

Cukup banyak masyarakat meyakini bahwa sirkumsisi pada wanita bisa menurunkan hasrat dan menjauhkannya dari perzinaan. Namun, pada kasus nyatanya, tidak ada hal tersebut yang terbukti benar, karena pada dasarnya hal tersebut diatas hanya merupakan karangan semata. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, hampir semua dokter menyatakan bahwa wanita tidak boleh melakukan sirkumsisi apapun alasannya.
Namun, praktek sirkumsisi pada wanita telah ada pada Islam seperti yang diterangkan pada hadith Rasulullah SAW seperti yang telah dijelaskan di hadith berikut ini
Maka Rasulullah SAW bersabda kepada ahli khitan wanita (Ummu A'Thiyyah), yang artinya: "Janganlah kau potong habis, karena (tidak dipotong habis) itu lebih menguntungkan bagi perempuan dan lebih disenangi suami." (HR: Abu Dawud).
Yang membedakan antara khitan pria dan wanita, secara umum yaitu dari segi pembelajarn di bidang kedokteran terdapat materi tentang tekhnik khitan pria. Namun, tidak demikian untuk khitan wanita.
Sementara di sisi lain, bila juru khitannya adalah seorang ahli bedah atau profesional medis, diharapkan tidak akan ada kesulitan untuk melakukan kedua khitan, baik pada pria maupun pada wanita.

[sunting]Usia khitan yang disarankan

Pada umumnya, masyarakat mengkhitankan anaknya pada usia antara 8-12 tahun. Namun, banyak dokter yang setuju bahwa khitan dilakukan terbaik pada pertengahan umur 15 tahun. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan waktu kepada jaringan penis yang masih lunak dan berbahaya jika rusak untuk menyatu dan menguat. Mengkhitan pada usia dibawah yang dianjurkan memang boleh dilaksanakan, namun, hasil akhir yang didapat bisa sama sekali berbeda, bahkan mendapatkan hasil yang tidak diinginkan walaupun dokter telah berupaya sebaik mungkin. Berkhitan di usia muda biasanya dipengaruhi oleh lingkungan yang membuat anak merasa malu jika belum melakukan khitan, sehingga ingin segera melakukannya. Hal inilah yang harus ditekan dalam keputusan untuk melakukan sirkumsisi. Karena pada dasarnya, sirkumsisi karena pengaruh lingkungan dan sirkumsisi karena telah mencapai usia yang disarankan, menghasilkan hasil yang sama sekali berbeda.
Sumber: Wikipedia

Khitan Mengurangi Resiko HIV !!!



Sel di bawah kulup rentan terhadap infeksi. 

Sunat dapat mengurangi angka infeksi HIV di antara laki-laki heteroseksual sekitar 60%, hasil penelitian. 
Penelitian di Afrika Selatan, dilaporkan dalam Public Library of Science Medicine, menemukan itu memiliki efek perlindungan untuk beberapa 3.280 pemuda yang terlibat hubungan seks. 
Sunat adalah pemikiran untuk membantu melindungi terhadap HIV karena sel dalam kulup rentan terhadap virus. Pakar Inggris memperingatkan beberapa laki-laki disunat dalam studi masih menjadi terinfeksi dan kondom menawarkan perlindungan terbaik. 
tingkat infeksi HIV yang lebih rendah di antara kelompok-kelompok di Afrika yang melakukan sunat, tapi tidak diketahui apakah hal ini disebabkan karena perbedaan budaya. 
  
  Ada bahaya bahwa orang yang telah disunat akan merasa bahwa mereka sepenuhnya dilindungi dari HIV ketika mereka tidak disunat.



Menurut Deborah Jack, dari National Aids Trust. Ketika kulup dihapus, kulit di kepala penis menjadi kurang sensitif dan kurang cenderung berdarah, sehingga mengurangi risiko infeksi. 
Studi di Uganda dan di Kenya juga menyelidiki hal ini
Percobaan Afrika Selatan, yang dilakukan oleh tim peneliti Prancis dan Afrika Selatan dan disponsori oleh ANRS (Nasional Prancis Badan Penelitian Aids), berlangsung di daerah Farm Orange dekat Johannesburg, di mana sunat laki-laki di masa dewasa adalah umum, tetapi tidak universal praktek. 
Hanya di bawah 3.280 muda, seksual aktif, tidak bersunat, orang-orang heteroseksual yang mengambil bagian dalam studi ini ditawarkan kesempatan untuk menjadi disunat dan kemudian dimonitor untuk infeksi HIV. 
Hampir separuh memilih untuk disunat. 
Para peneliti merencanakan untuk menguji semua peserta untuk HIV pada bulan tiga, 12 dan 21, untuk melihat apakah ada perbedaan dalam tingkat infeksi baru antara kedua kelompok. 
Namun, setelah 18 bulan, jumlah infeksi HIV baru pada kelompok kontrol adalah 49, dibandingkan dengan 20 pada kelompok perlakuan. 
Para peneliti memutuskan pada saat ini akan tidak etis untuk melanjutkan studi. 
Itu berhenti dan orang-orang yang tidak disunat ditawarkan sunat. 
UNAids mengatakan sidang menemukan hasil yang menjanjikan, namun lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memastikan temuan dan "apakah atau tidak hasil memiliki aplikasi yang lebih umum." 
'Tidak pengganti kondom' 
Keith Alcorn, dari National Aids Manual, berkata: "Meskipun studi ini menunjukkan bahwa laki-laki yang disunat kurang mungkin terinfeksi HIV, maka harus ditekankan bahwa laki-laki disunat tidak terinfeksi dalam penelitian ini, dan sunat yang tidak memberikan perlindungan total terhadap HIV. 
"Saya tidak berpikir bahwa setiap negara akan bergerak ke arah promosi sunat untuk pencegahan HIV pada hasil saja. 
"Dua studi lebih lanjut di Kenya dan Uganda belum diselesaikan, dan akan memberi kita informasi lebih lanjut." 
Deborah Jack, chief executive National Aids Trust, menambahkan: "Ada bahaya bahwa orang yang telah disunat akan merasa bahwa mereka sepenuhnya dilindungi dari HIV ketika mereka tidak. 
"Kita perlu lebih banyak riset dan panduan yang jelas, karena sunat tidak pernah bisa menjadi pengganti untuk penggunaan kondom.

Sumber: News BBC

Lelaki Dewasa Melakukan Khitan?

Ada beberapa alasan mengapa lelaki dewasa melakukan khitan, diantara yang paling populer adalah sebagai berikut :
1. Agama, di dunia ini ada dua agama besar yang mewajibkan khitan pada laki-laki, Islam dan yahudi. Di Indonesia hampir 100% laki-laki dewasa muslim sudah melaksanakan khitanan. Sedangkan untuk khitan pada wanita atau biasanya disebut khifadh, masih ada perbedaan pendapat tentang hukum pelaksanaanya, ada sebagian ulama yang menganjurkan, adapula yang mewajibkannya.
2. Kesehatan, didasari karena adanya kekhawatiran terjangkit oleh penyakit-penyakit menular seksual, karena berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa laki-laki yang tidak dikhitan lebih beresiko 2 kali lipat terinfeksi penyakit menular seksual khususnya HIV.
3. Medis, Seseorang dikhitan atas indikasi medis biasanya karena ada kelainan pada bentuk anatomis dari penis atau prefusiumnya, seperti phimosis, pharapimosis.
4. Kenikmatan seksual, seorang wanita yang melakukan hubungan intim dengan seorang pria dewasa lebih merasa puas dengan pria dewasa yang telah dikhitan dibanding dengan yang belum di khitan.

Pandangan Islam Tentang Khitan

Dalam sejarah singkatnya Khitan adalah syariat agama Islam yang berpangkal dari millah (ajaran agama) Nabi Ibrahim AS, yang mana ketika itu Khitan yang dilakukan Nabi Ibrahim saat berumur 80 tahun yang masih dengan menggunakan kapak. Sedangkan dalam tinjauan sederhana mengenai makna dari Khitan yang tercantum dalam KBBI, Khitan berarti memotong kulup (kulit pada ujung kemaluan laki-laki) bersunat atau dalam bahasa medis disebut sirkumsisi. Sedangkan dalam asal bahasanya Khitan (Bhs. Arab) sering juga disebut Sunat atau Circumcisio (Bhs. Latin) adalah tindakan memotong kulit yang menyelimuti ujung alat kelamin pria atau kulup (bhs. Arab = qulfah) atau (Bhs. Latin= praeputium glandis). Atau apabila ditarik kesimpulannya khitan merupakan pemotongan prepotium(kulup) yang mengelilingi kepala kemaluan anak laki-laki dan pemotongan sebagian kecil clitoris/kelentit pada perempuan.

Mengingat pentingnya berkhitan, tak hanya agama Islam saja yang mewajibkan akan tetapi juga di dalam agama Nasrani pun Khitan itu diwajibkan, bahkan mereka yang tidak berkhitan diancam hukuman mati, sebagaimana dalam kutipan kitab Kejadian 17 ayat 14:

“Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orangorang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku”.

Lebih-lebih sebagaimana telah diperintahkan Allah SWT untuk mengikuti ajaran Nabi Ibrahim AS, yang dalam firmannya : 

Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif" dan bukanlah Dia Termasuk orang-orang yang mempersekutukan tuhan. (QS. An-Nahl 123)

Katakanlah: "Benarlah (apa yang difirmankan) Allah". Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah Dia Termasuk orang-orang yang musyrik. (Q.S. Ali Imron 95)

Serta sebagaimana yang telah disabdakan NabiyuAllah Muhammad SAW, dalam sebuah Hadist dalam riwayat al-Zuhri: 
“ Barang siapa yang masuk Islam, maka wajib baginya berkhitan walaupun ia sudah dewasa.” 

Dan adapun pendapat jumhur ulama mengenai khitan sepakat bahwa khitan wajib hukumnya, kecuali Abu Hanifah yang berpendapat sunnah muakkadah

Sedangkan dalam pembahasannya mengenai khitan untuk perempuan para ulama berbeda pendapat dalam menghukuminya seperti halnya Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad berpendapat Khitan juga wajib bagi anak perempuan, adapun sebagian besar ulama seperti mahzab Hanafi, Al-Maliky, Hambali berpendapat Khitan disyariatkan dan disunnahkan bagi perempuan. Adapaun mengenai sabda Rasullah SAW: 

“Jika dua khitan(maksudnya kemaluan orang laki-laki dan kemaluan orang perempuan telah bertemu, maka mandi jinabat menjadi wajib”(diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Al-Baihaqi) . Imam Ahmad berkata” Ini menjadi bukti bahwa para wanita juga dikhitan”

Serta dalam Hadist lain meriwayatkan di hadits Ummu Athiyah kepada wanita tukang khitan:

” Jika engkau melakukan khitan, engkau jangan berlebih-lebihan ketika memotong, karena itu lebih memuliakan orang perempuan dan lebih disukai suami” (diriwayatkan oleh Abu Dawud).

Akan tetapi dalam perkembangan dunia kontemporer abad ke-21 ini Khitan bagi perempuan justru menuai larangan dari pemerintah, sebagaimana dalam surat edaran dari dari Depkes RI yang melarangnya berdasarkan rujukan/referensi dari WHO.

Manfaat Khitan
Setiap apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT, pastilah mempunyai maksud dibalik itu, tak terkecuali terkadang yang ada kalanya manfaat dibalik itu tak dapat dicapai oleh akal dan ada juga yang dapat dijangkau oleh akal, sama halnya dengan manfaat dibalik disyari’atkannya Khitan yang diantaranya :
1. Menjadikan kemaluan lebih bersih dan mudah membersihkanya, terutama dari sisa sisa urine, sehingga akan terjaga kesuciannya, karena tidak ada sisa kencing yang najis tersisa dan sudah terbasuh merata dengan maksimal.
2. Sebagai ciri/tanda pengikut Nabi Muhammad SAW dan pelestari syari’at nabi Ibrahim A.S.
3. Memberikan nilai keindahan.
4. Mampu mengontrol syahwat.
5. Jika telah berkeluarga penis akan lebih bersih, tidak mudah lecet/iritasi dan mencegah enjakulasi dini.
6. Mencegah penumpukan spegma, yaitu kotoran yang lengket berwarna putih yang sering berbau tidak sedap yang berasal dari lemak yang dihasilkan tubuh yang bercampur bakteri dan sisa urine.
7. Meminimalkan penyebaran HIV.
8. Meminimalkan penyebaran HPV (human pappiloma virus.
9. Khitan melindungi istri. Istri yang bersuamikan laki-laki berkhitan relatif lebih aman dari terjangkiti kanker leher rahim.
10. Sebagaimana dijelaskan Rasulullah SAW : “Karena khitan lebih memuliakan orang perempuan dan lebih disukai suami. Khitan juga Memperindah wajah dan lebih memuliakan suami.” (diriwayatkan oleh Al-Baihaqi).
11. Mencegah timbulnya penyakit kanker serviks.

Adapun manfaat khitan bagi perempuan:
1. Meminimalkan infeksi yang terjadi karena penumpukan mikroba dibawah clitoris.
2. Khitan bermanfaat bagi perempuan yang kelak menjadi istri dabn bagi suaminya di daerah yang beriklim panas. Biasanya , perempuan di daerah panas punya clitoris yang terus membesar dan itu jelas meningkatkan gairah seksualnya ketika bersentuhan dengan pakaian, misalnya celana dalam.Terkadang pertumbuhan clitoris sangat cepat hingga si perempuan idak dapat disetubuhi.



Sumber: Dasar Hukum

Bong Supit

Hampir dipastikan, setiap memasuki liburan sekolah seperti sekarang ini, bong supit atau sering disebut juru khitan kebanjiran pasien. Setiap kota yang mempunyai juru supit, seperti di Rumah Sakit, Puskesmas, maupun Klinik, setiap harinya tidak pernah sepi dari praktik ”mutilasi” burung yang hanya dikhususkan bagi pasien laki-laki ini. Tidak terkecuali dengan Yogyakarta yang sudah terkenal sejak dulu kala, sebagai primadonanya ”potong burung” seperti Bogem dan anak buahnya yang sudah praktik mandiri, selalu disibukkan dengan kehadiran para pasien. Mereka umumnya hanya menjadi pasien sekali seumur hidup dan rata-rata adalah anak-anak yang menginjak remaja (akil balig). Memang ada satu dua yang terkadang sudah memasuki usia muda atau bahkan stw alias setengah tua.




Klinik ”mutilasi” burung di Yogyakarta memang ada beberapa tempat yang terkenal. Selain salah satu tempat yang sudah terkenal, yaitu daerah Bogem, Kalasan, Sleman, daerah lain yang sekarang mulai ngetren adalah daerah Pundong, Tirtoadi, Mlati, Sleman. Jika di Bogem pada awalnya terkenal dengan model supit tradisional, maka supit atau orang Jawa mengistilahkan dengan sunat (tetak), di daerah Dusun Pundong ini terkenal dengan model sunat laser atau cotery. Sunat model baru yang hanya memakan waktu sekitar 5 menit ini ternyata salah satunya dipelopori oleh Suryono Suryo Husodo (45). Walaupun begitu, sunat model tradisional di tempat ini juga dilayani.

Seorang bapak berputra 3 orang ini berkisah kepada Tembi ketika sempat mewawancarainya, bahwa sunat model laser ini dikembangkan setelah beberapa kali mengikuti pelatihan sunat dengan berbagai model. Lalu ia berniat mengembangkan sunat model laser ini, karena memiliki beberapa keunggulan, seperti pengerjaan cepat (sekitar 5 menit), tidak berdarah, tidak sakit, dan cepat sembuh (sekitar 3-5 hari). Karena sedikit risiko inilah yang kemudian banyak orang tua yang memilih menyunatkan anak laki-lakinya kepadanya. Masih menurut penjelasannya, anak-anak yang habis disunat akan semakin cepat sembuh, apabila sering mengonsumsi telur ayam kampung karena banyak mengandung protein.

Para orang tua pasien jangan berpikir bahwa sunat model laser itu berbiaya tinggi yang mencapai jutaan rupiah. Sunat di Klinik Suryono Suryo Husodo ini relatif murah, karena tarifnya hanya sekitar Rp 250.000—Rp 350.000,- tergantung kelasnya. Tarif itu dipajang jelas di ruang tunggu dan dinding depan klinik. Di sana tertera jelas tarifnya, kelas I Rp 350.000,-, kelas II Rp 300.000,- dan kelas III Rp 250.000,-. Tidak ada biaya tambahan lain. Kejelasan tarif ini mungkin sebagai salah satu bentuk transparansi. Ternyata pembedaan tarif ini hanya berpengaruh terhadap jenis obat yang diberikan kepada pasien. Sementara jenis penanganan terhadap pasien yang sedang sunat adalah sama. Jenis obat yang diberikan kepada pasien, setidaknya ada 2 macam, yakni jenis anti biotik dan anti inflamasi.

Lelaki yang setiap hari bertugas di RSUD Morangan Sleman Bagian Bedah ini kembali menuturkan, bahwa beliau sudah melakoni menjadi bong supit sekitar 21 tahun lamanya. Sebelum membuka praktik sendiri, ia juga mengaku pernah ikut bergabung dengan Bong Supit Bogem (Bilal Suyaroh) selama 2 tahun. Sementara praktik di kliniknya ini buka setiap hari Senin—Sabtu mulai pagi jam 06.00—08.00 WIB dan sore jam 15.00—21.00 WIB. Pada hari Minggu buka non stop mulai pagi hingga malam. Di Kliniknya (yang sebentar lagi akan berpindah ke alamat baru di Dusun Bedingin, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman) ini, ia dibantu oleh 2 dokter dan beberapa perawat.




Pada hari-hari biasa, ia hanya menerima pasien rata-rata sehari 2 orang. Namun, apabila memasuki liburan sekolah (seperti tahun ajaran baru, Lebaran, Natal dan Tahun Baru) minggu pertama liburan, pasien sehari rata-rata mencapai 20 anak. Kebanyakan pasien berasal dari wilayah Yogyakarta. Namun kadang-kadang ada pasien luar kota saat berlibur ke Yogyakarta menyempatkan diri untuk sunat. Menurut pengalaman Pak Suryono, begitu panggilannya, yang pernah menjadi Juara II sebagai tenaga teknis pada tahun 1998 ini, ia juga pernah menangani pasien yang usianya sudah menginjak dewasa atau setengah tua. Umumnya mereka adalah dari Persatuan Tionghoa Muslim Indonesia (PTMI), dan beberapa pasien luar negeri seperti dari Jepang dan Pilipina. Jadi, memasuki liburan sekolah seperti sekarang ini, jangan heran apabila kliniknya selalu dipenuhi pasien, baik pagi, siang atau malam, silih berganti, seperti ketika Tembi datang ke tempat praktiknya.

Anda ingin mengitankan putra Anda ke Klinik Suryono Suryo Husodo? Alamatnya mudah dijangkau, yakni di Dusun Pundong II, Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, dengan nomor telpon (0274) 7400 949/436 4195. Jika Anda hendak ke sana, bisa ditempuh lewat jalur Ring Road Utara Yogyakarta, tepatnya utara perempatan Jalan Magelang Ringroad Utara sebelum Terminal Jombor ada jalan aspal kecil ke arah barat hingga perempatan pasar Cebongan. Dari perempatan ini, terus ke barat hingga pertigaan yang di tengahnya ada pohon beringin, lalu ke arah selatan (ke kiri) hingga pertigaan lagi (juga ada pohon beringin). Dari pertigaan ini ke arah kanan sekitar 500 meter, kemudian tibalah ke Dusun Pundong II.

Sumber: Tembi

Benarkah sunat pria bermanfaat?


TANYA  : Apa benar laki-laki perlu melakukan sunat dari segi medis? Saya merasakan ada banyak pro dan kontra tentang sunat di media massa. Saya ada pernah membaca bahwa WHO juga ada menyatakan sunat bisa melindungi dari AIDS, dan juga ada yang mengatakan sunat penting untuk kebersihan dan kesehatan penis, bisa melindungi dari kanker penis atau kanker mulut rahim, sehingga menganggap sunat benar-benar perlu dilakukan.
Tapi saya juga pernah membaca ulasan yang menjelaskan manfaat dari preputium, meskipun jarang sekali ada ulasan seperti yang ini di media massa. Bagaimana dengan penjelasan dari dokter sendiri? Apakah dengan merawat dan menjaga kebersihan badan tidak cukup untuk kesehatan penis? Apa sosialisasi tentang cara pembersihan penis yang benar tidak lebih baik dari pada menganjurkan operasi sirkumsisi?
Terima kasih sebelumnya untuk penjelasannya.
Freddy (26 Tahun)
JAWAB : Benar ada pro dan kontra mengenai sunat, apalagi yang dikaitkan dengan pencegahan HIV/AIDS. Memang pada tahun 2007 WHO dan UNAIDS menyelenggarakan konsultasi pakar internasional yang kemudian merekomendasikan bahwa “sunat pada laki-laki harus diakui sebagai suatu intervensi penting tambahan untuk mengurangi risiko infeksi tertular HIV”.
Tetapi, tampaknya mereka lupa bahwa studi yang dilakukan oleh UNAIDS sebagian besar di Afrika di mana kejadian HIV tinggi, sebagian besar pria tidak disunat, dan penularan terutama melalui hubungan hetersoseksual. Karena itu The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat  telah mengeluarkan pernyataan bahwa sirkumsisi tidak mengurangi risiko penularan HIV di antara kelompok homoseksual. CDC juga menyatakan bahwa keputusan untuk merekomendasikan sirkumsisi sebagai tindakan resmi untuk pencegahan HIV masih belum final
Bahkan muncul pula artikel di Jurnal of Urology April 2005 yang menyebutkan bahwa sunat mengurangi kepuasan seksual karena ketika kulit penutup kepala penis (preputium) dipotong berarti banyak serabut saraf sensoris yang sangat peka rangsangan seksual ikut hilang terbuang.
Dari segi kesehatan, hanya pada keadaan phimosis yang merupakan keharusan dilakukan sunat. Masalahnya, pada keadaan phimosis, di mana preputium tidak dapat ditarik ke belakang, terjadi penumpukan bahan kelenjar yang disebut smegma. Penumpukan ini dapat mengakibatkan infeksi penis, bahkan kanker. Tetapi kalau preputium dapat dibuka sehingga kepala penis dapat dibersihkan setiap saat, maka urusan kebersihan bukan menjadi masalah.
Sumber: Kompas

Anak-Anak Khitan di Bogem



Setiap liburan sekolah, anak-anak usia SD, bahkan beberapa usia SMP, yang belum dikhitan pada memanfaatkan waktu liburnya untuk khitan. Di Jogja, salah satu tempat untuk khitan atau supit yang terkenal adalah di Bogem. Wuih, dari namanya saja sudah serem, yakni Bogem, akan tetapi ini hanyalah nama daerah yang berada di Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Tepatnya Juru Supit Bogem.

Sebenarnya, ada saja yang khitan tidak bertepatan dengan liburan sekolah, namun ketika liburan sekolah jauh lebih ramai. Sebagaimana liburan sekolah tahun ini, tempat khitan yang didirikan oleh Alm. Raden Ngabehi Noto Pandoyo sejak tahun 1939 ini juga dipadati pengunjung. Tidak hanya anak-anak dari Daerah Istimewa Yogyakarta, bahkan yang dari luar kota juga banyak. Tempat khitan yang berada persis di sisi utara Jalan Solo – Jogja KM.16 itu semakin dipadati pengunjung karena ternyata yang mengantar anak-anak yang khitan itu tidak hanya orangtuanya; ada yang diantar kakek-neneknya, pakde-budhenya, bahkan ada yang diantar para tetangganya.


Agar pada saat datang ke tempat khitan sang anak tidak menunggu terlalu lama, biasanya beberapa hari atau sehari sebelumnya orangtuanya atau keluarga sudah mendaftar untuk khitan pada hari yang diinginkan. Pada saat datang, keluarga tinggal mendaftar ulang, setelah itu anak yang akan dikhitan dipakaikan sarung dan dilepas celana dalamnya, kemudian duduk di deret kursi antrian untuk memasuki ruang khitan. Urutan dipanggil ini sesuai dengan nomor daftar ulang ketika datang ke tempat khitan.





Pada saat memasuki ruang khitan tidak satu per satu anak dipanggil, akan tetapi langsung beberapa anak secara berkelompok. Ketika sang anak memasuki ruang khitan, keluarga menunggu di luar ruangan. Tidak lama kemudian, setelah anak selesai dikhitan, keluarga dipanggil dari pintu yang lain untuk memasuki ruang istirahat sementara setelah anak dikhitan. Di ruang inilah anak-anak berbaring di dipan-dipan yang tersedia. Dengan sukacita masing-masing keluarga menemui anaknya yang dikhitan. Lalu, ada petugas yang menerangkan kepada seluruh keluarga yang hadir di ruangan itu tentang bagaimana caranya merawat dan mengobati anaknya yang telah dikhitan.

Sumber: Akhmad Muhaimin Azzet

Musim khitan di masa liburan

Liburan telah tiba, anak-anak bergembira karena membayangkan pergi liburan ke tempat wisata. Tapi tidak dengan sebagian orangtua, liburan datang artinya waktunya untuk mengkhitankan anak. Saya pun begitu, dua orang anak laki-laki saya sudah waktunya untuk dikhitan. Sejak awal tahun 2010 saya sudah mengkondisikan mereka bahwa liburan panjang pertengahan tahun nanti mereka akan disunat, agar mereka sudah siap. Teman-teman sekelas mereka sudah banyak dikhitan, jadi anak saya malu juga kalau dirinya yang sudah besar belum disunat.

Di dalam Islam berkhitan adalah sunnah Rasul bagi anak laki-laki sebelum akil baliq (masa menginjak dewasa). Tanda seorang menjadi muslim adalah dia dikhitan. Ajaran khitan ternyata tidak hanya dalam agama Islam saja, penganut Yahudi juga melaksanakan khitan. Dalam sejarahnya Nabi Isa (Yesus) juga dikhitan karena dia terlahir dari seorang Yahudi, namun pengikut agama Nasrani saat ini tidak melaksanakan khitan sebagaimana Nabi Isa. Saya tidak tahu alasannya, mungkin pembaca yang beragama Kristen bisa menjelaskannya.

Khitan artinya membuang kulit kulup penutup (maaf) alat kelamin laki-laki. Ilmu kedokteran sudah mengakui kalau khitan ternyata mempunyai manfaat ditinjau dari sudut medis, yaitu untuk menghindari penularan penyakit kelamin, HIV, dan sebagainya. Kulit penutup alat kelamin laki-laki tadi adalah sarangnya kotoran yang sulit dibersihkan dan tempat subur kuman penyakit. Dengan membuang kulup tadi maka seorang laki-laki terhindar dari penyakit melalui alat kelaminnya. Karena alasan medis tadi, banyak orang yang bukan muslim sekalipun melaksanakan khitan, termasuk di klink khitan yang akan saya ceritakan nanti.

Tiap suku bangsa di Indonesia mempunyai tradisi khitan masing-masing. Orang Sunda mengkhitankan anaknya ketika masih balita, yaitu umur 3 hingga 5 tahun. Sebaliknya orang Jawa mengkhitankan anak ketika mendekati akil baliq, yaitu kira-kira masih kelas 6 SD atau umur 12 tahun. Sedangkan orang Minang seperti saya tengah-tengahnya, yaitu ketika anak berumur 9 atau 10 tahun (kelas 4 atau 5 SD). Di tanah Sunda prosesi khitan diakhiri dengan pesta syukuran dengan menghadirkan kesenian sisingaan. Anak laki-laki yang telah dikhitan dinaikkan ke atas sisingaan sebagai pengantin sunat, lalu ditandu oleh orang dewasa yang membawa sisingaan itu. Tujuannya adalah untuk memberi hiburan bagi anak dan melupakan rasa sakit akibat disunat. Saat ini kesenian sisingaan sudah banyak digantikan dengan orgen tunggal.

Sejak awal tahun 2010 saya sudah survei tempat-tempat khitan dan bertanya kepada teman-teman serta tetangga. Saya juga membaca tentang teknik khitan yang beraneka ragam, ada yang cara biasa, ada pula dengan teknik laser (yang sebenarnya adalah pisau elektrik atau cauter). Pokoknya cari tempat khitan yang tidak menimbulkan terlalu sakit bagi anak. Pilihan saya jatuh pada Klinik Khitan Dokter Seno (Seno Medika) di Jalan Ahmad Yani, Cicadas Bandung. Klinik ini memang sudah terkenal sejak tahun 1973 sebagai tempat khitan. Alasan memilih tempat ini berdasarkan pengalaman orang yang anaknya dikhitan. Katanya khitan oleh Dokter Seno tidak terasa sakit dan cepat sembuh (tiga hari sudah sembuh). Selain itu luka khitan tidak diperban. Oh ya, Dokter Seno juga sudah pengalaman mengkhitan anak-anak berkebutuhan khusus seperti autis, hiperaktif, down syndrome, dan sebagainya

Yang disunat adalah anak, tetapi yang stres adalah orangtuanya. Orangtua stres kalau nanti anaknya meronta, ketakutan, takut banyak pendarahan, dan pelbagai pikiran buruk lainnya menghantui. Sayapun begitu, malam sebelum dikhitan saya tidak bisa tidur membayangkan apa yang terjadi esok hari. Waktu khitan yang saya pilih adalah subuh. Waktu terbaik untuk khitan adalah dinihari hingga pagi hari sebab waktu itu aktivitas anak belum banyak bergerak sehingga peredaran darahnya belum terlalu lancar (tidak banyak pendarahan kalau dikhitan).

Setelah shalat Subuh kami membawa anak ke klinik dokter Seno. Oalah, ternyata musim liburan ini banyak sekali anak yang mau disunat. Yang disunat hanya seorang, tetapi pengantarnya banyak sekali, seperti mengantar jamaah haji saja. Mulai orangtua, kakek nenek, paman, dan sudara mengantar si anak ke dokter Seno. Ruang tunggu penuh dengan pengantar.


Satu per satu anak-anak dipanggil masuk ke ruang operasi. “Sini ya, difoto dulu”, kata petugas. Ternyata ucapan mau difoto itu hanya taktik agar si anak tidak takut. Ajaib, si anak menurut saja seolah-olah terhipnotis tanpa merasa takut sama sekali. Ih, seperti mau masuk bioskop saja. Pengantar hanya boleh sampai di depan pintu saja, setelah itu urusan petugas medis dan dokter. Saya tidak tahu apa yang terjadi di dalam. Eh, lima belas menit kemudian si anak sudah keluar sambil senyum-senyum. Di kepalanya ada topi hadiah dari dokter, lalu tangannya memegang sebungkus besar makanan ringan kesukaan anak-anak. Anak-anak keluar dengan memakai celana seperti dia masuk. Habis disunat sudah bisa pakai celana dan sama sekali tidak ada pendarahan. Saya tanya anak saya apa yang terjadi di dalam. Katanya dokter mengajaknya ngobrol-ngobrol, lalu disuruh melihat TV di depan. Tahu-tahu sudah selesai. Sakitnya hanya waktu disuntik kebal, seperti digigit semut. Saya dengar anak-anak yang disunat dokter Seno seolah-olah seperti terhipnotis saja, meskipun saya kira itu bukan hipnotis, mungkin semacam sugesti saja.

Banyak sekali anak-anak yang dikhitan hari itu, tidak henti-hentinya anak-anak mengalir datang dan pergi. Saya juga melihat dua orang anak dari etnis Tionghoa menunggu giliran untuk dikhitan. Saya juga mendengar nama anak yang berbau nama baptis (Laurensius) dipanggil masuk ke ruang operasi. Rupanya para orangua yang non muslim sudah banyak yang menyadarai manfaat khitan ini sehingga merekapun membawa anak-anaknya khitan di klinik dokter Seno.

Alhamdulillah, masa sulit itu akhirnya berakhir. Hari ini tadi pagi sungguh terasa berat, tetapi sekarang sudah lega rasanya. Salah satu fase dalam kehidupan anak lelaki muslim akhirnya sudah berhasil dilewati. Tinggal menunggu penyembuhan selama tiga hari, dan selama tiga hari itu saya tidak ke kantor untuk merawat luka khitan di rumah. Di rumah luka jahitan setelah dikhitan harus rajin ditetes obat supaya cepat kering dan lekas sembuh. Mudah-mudahan setelah dikhitan anak-anak itu menjadi anak yang shaleh. Mereka sudah melaksanakan salah satu sunnah Rasul.

Sumber: rinaldimunir

Penemu Metode Cincin untuk Khitan

Awalnya, Sofin Hadi tidak bercita-cita untuk menjadi dokter. “Setelah lulus SMAN 9 tahun 1982, saya diterima di IPB, UGM, UNS dan IKIP Negri Yogyakarta. Tapi guru saya, Bu Sunarti menyarankan agar saya masuk Kedokteran. Padahal pilihan pertama saya di Teknik Sipil UGM. Kata beliau, jarang lulusan SMA yang diterima di Fakultas Kedokteran UGM. Saran itu saya turuti.

Setamat dari Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta, tahun 1991, Sofin bekerja di RS Pertamina, Bontang, Kalimantan Timur sampai 1993. Karena adanya peraturan baru, ia kemudian diwajibkan untuk menjalani dinas dokter PTT (pegawai tidak tetap) dan ditempatkan di Puskesmas Merden, Banjarnegara, Jawa Tengah sampai 1996. Setelah itu Sofin dipercaya Yayasan Muhammadiyah untuk mendirikan RS PKU Muhammadiyah di situ dan sekaligus ia ditunjuk sebagai direkturnya sampai sekarang. Dasarnya suka teknik, sampai-sampai, rumah sakit yang saya pimpin juga saya gambar, rancang dan saya mandori sendiri pembangunannya”, tutur Sofin.

Di desa Merden inilah dr. Sofin Hadi sering mengkhitan. “Seperti kebanyakan masyarakat di sini, khitanan merupakan peristiwa besar. Jadi pakai menanggap hiburan segala. Untuk pelaksanaan khitan pun dipilih yang termahal, terbaik dan tercanggih alatnya. Bahkan yang kurang mampu pun sering memaksakan diri minta obat yang terampuh agar anaknya tidak kesakitan dan cepat sembuh”, kata Sofin.

Terdorong ingin memberikan pelayanan terbaik, tahun 1997 ia ikut-ikutan teman sesama dokter membeli cauter. Yaitu alat untuk menghentikan pendarahan, dari yang harga murah hingga yang mahal. “Saya juga membeli electro cautery sampai alat sinar laser seharga 10 juta rupiah. Tetapi hasil akhirnya tetap saja si anak harus melepas perban dan kesakitan”, ujarnya.

Hingga kemudian ada teman sejawatnya yang bilang bahwa di Jakarta ada alat khitan yang metodenya seperti dilaminating. Setelah ia ke Jakarta, alat itu ternyata tidak ada. Temannya yang lain ada lagi yang bilang bahwa di Semarang, ada alat khitan yang proses akhirnya seperti dikelim saja. “Saya pikir hebat sekali. Tetapi setelah saya cari, nyatanya juga nggak ada”.

Tahun 1999, mulai terlintas keinginan untuk membuat metode khitan sendiri tanpa keluar darah dan juga tidak memerlukan jahitan dengan mulai mereka-reka alat-alat yang akan digunakan. Ketika kemudian ada yang minta dikhitan, ia pun mencobakan hasil rekaannya tersebut, yakni dengan membuka ujung penis kemudian dipasang potongan spuit suntikan yang ia sebut penahan. Penahan itu dijepit dengan alat yang biasa digunakan di dunia medis, namun ternyata cara ini tidak nyaman, karena kemana pun si anak, penjepitnya harus ikut terus. Selain itu si anak juga jadi kesulitan untuk kencing.

Awal tahun 2000, Sofin mencoba lagi, kali ini penjepitnya diganti dengan benang yang ditalikan ke penahannya. Pada awalnya sukses, tapi kemudian alat kelamin si anak jadi berdarah. Ternyata benangnya lepas. Jika terjadi demikian, terpaksa kemudian ia harus melakukan khitan ulang secara konvensional.

Desember 2000, ketika Sofin mengganti oli mobil di bengkel, ia melihat orang membeli satu set ring yang terbuat dari karet dengan bermacam-macam ukuran. Saat itulah timbul idenya untuk memasangkan ring itu di tengah penahan khitan. Sayangnya, ia kesulitan menemukan alat untuk memasukkan ring itu ke tengah penahan. Sampai ia sempat mencoba menggunakan alat penjepit bulu mata. Namun hasilnya tetap gagal.

Akhirnya pada suatu malam di bulan Juli 2001, dr Sofin mengeluarkan seluruh peralatan operasi dan mengutak-atiknya. Di situlah ia mendapatkan alat yang bisa dipakai untuk memasang ring pada penahannya. “Saya sampai teriak, ketemu! Anak-anak saya yang sudah siap tidur sampai tanya, saya menemukan apa?” tuturnya.

Setelah itu, ia mendapat telepon dari temannya yang mau menikahkan anaknya dan meminta dia untuk mengkhitan calon menantunya yang akan masuk Islam. Jadilah hari itu, Minggu, 8 Juli 2001, si calon menantu yang datang kepadanya 2 jam sebelum menikah, dikhitan dengan metode cincin memakai aplikator yang baru dia temukan dan digunakan untuk pertama kalinya. Hasilnya pun memuaskan seperti diakui oleh pria tersebut. Setelah keberhasilannya ini, semakin banyak yang kemudian berkhitan dengan metode cincin temuannya. Mereka berdatangan dari Jakarta, Tegal dan Kudus.

Dr Sofin juga mengkonsultasikan temuannya dengan para dokter spesialis di RS PKU Muhammadiyah, Merden. Merekalah yang kemudian juga mendorongnya untuk mematenkannya. Adapun temuannya ini ia namakan “Sunat Cincin Metode Sofin”. Metode ini juga terbukti lebih ekonomis, aman dan praktis daripada cara konvesional. Biaya alat-alatnya hanya berkisar Rp 1.000,- saja, prosesnya lebih cepat (dr Sofin memperagakan pengkitanan 2 anak hanya dalam waktu 2 menit), hasilnya lebih rapi, ramah lingkungan, tidak banyak membuang kassa dan darah seperti halnya sunat konvensional. Orang yang baru disunat dengan cara biasa memerlukan obat bius dosis tinggi yang dari segi kimianya tidak ramah bagi tubuh. Metode khitan tanpa luka ini juga cocok bagi penderita hemofilia yang jika terluka dan berdarah sulit berhenti.

Pada Sabtu, 13 Oktober 2001, dr Sofin Hadi (37) mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Pihak MURI sendiri sebelumnya juga telah meminta rekomendasi dari IDI dan alim ulama atas temuan dr Sofin ini. Penghargaan berupa sertifikat pemecahan rekor ke-618 tersebut diberikan karena Sofin adalah orang pertama yang menemukan metode khitanan tanpa luka. “Bagi saya, ini merupakan bentuk pengakuan dari masyarakat atas hasil kerja saya. Jadi bukan sesuatu yang harus dibanggakan”, ujar Suami Kuswarasari Utami yang telah dikaruniai empat anak ini. (Rini Sulistyati) --- Sumber: Tabloid Nova, 11 November 2001 dan Harian Suara Merdeka, Selasa, 16 Oktober 2001.

Khitan Mengurangi Resiko Kanker Serviks dan HIV

Khitan (sunat) diketahui dapat menurunkan resiko kanker serviks apa benar ya? Manfaat dari khitan itu apa saja? Karena saya selalu debat dengan istri saya.[Rajib W - Solo]

Jawaban :
Sudah menjadi rahasia umum, kalau kanker serviks hanya dialami wanita. Namun, bisa saja wanita tersebut tertular HPV dari suami atau partner seksualnya.

Beberapa studi yang baru dipublikasikan bulan Desember lalu menambah bukti bahwa sunat dapat melindungi pria dari virus AIDS yang mematikan dan virus yang menyebabkan kanker leher rahim (serviks). Laporan yang dimuat di dalam Journal of Infectious Disease dimungkinkan menambah fakta pria dan anak laki-laki harus disunat untuk melindungi kesehatan mereka dan kesehatan pasangan mereka (istri).

Dr. Bertran Auvert dari University of Versailles di Perancis dan koleganya di Afrika Utara menguji lebih dari 1.200 pria yang mengunjungi klinik di Afrika Utara. Mereka menemukan kurang dari 15% pria disunat dan 22% pria tidak disunat terkena infeksi Human Papilloma Virus (HPV) yang menyebabkan kanker serviks dan kutil kemaluan. Sedang Carrie Nielson dari Oregon Health & Science Univerisity dan koleganya menemukan beberapa indikasi bahwa sunat dapat melindungi pria. Pria disunat yang terkena HPV kira-kira setengahnya dari pria yang tidak disunat, setelah disesuaikan dengan perbedaan antara kedua kelompok.

Lee Warner dari US Centers for Disease Control and Prevention dan koleganya menguji pria Afro Amerika di Baltimore dan menemukan 10% dari mereka yang berisiko tinggi terinfeksi HIV ternyata disunat dibandingkan dengan 22% dari mereka yang tidak disunat.

Ketiga studi tersebut merupakan jawaban atas pertanyaan mengapa wanita yang bersuamikan pria yang telah disunat berisiko lebih rendah terkena kanker serviks dan dipercaya mempu meminimalkan penyebaran HIV. Anatomi alat kelamin pria diibaratkan seperti topi, saat buang air kecil sisa-sisa urine tertampung di situ. Melalui khitan, jadinya bersih dan tidak ada virus.
Sumber: Dr. Natasha

MALE CIRCUMCISION

Anakku di khitan

Awal ceritanya di hari Senin tanggal 12 April 2010, ketika sore hari aku pulang dari kerja dan tak lama kemudian anakku Rafi juga pulang sekolah, kemudian sewaktu mau mandi , tiba tiba dia teriak dengan kencangnya lalu menangis..aku diamkan aja sambil menyisir rambut si kecil, dan biasanya dia teriak klo liat kecoa, tapi kok sepertinya nangisnya lain…lalu dia ke arahku sambil bilang,Ibu.. kencing Rafi kok darah! sontak aku kaget bukan main, lalu coba menyuruhnya untuk kencing lagi…ternyata masih darah juga keluar, tanpa menunggu lama2, cepat cepat kubawa dia ke klinik yang jaraknya sekitar 5 menit dari rumah, kebetulan sore itu hujan lebat bukan main..duh kasihan aku liat anakku, sepanjang jalan nangis terus…..kami berdua jalan kaki, karna ayahnya pun belum pulang kerja..

Sampai di klinik aku crita ke dokter Dani, akhirnya dia bilang terkena Infeksi saluran kemih saran dia sebaiknya di khitan saja, namun terlebih dahulu di obati infeksinya…baiklah pikirku dalam hati, akhirnya aku pulang dengan pikiran yang campur aduk….sementara rafi masih nangis gak berhenti, sampai dirumah aku suruh coba dia pipis masih juga bercampur dengan darah…

Akupun telpon ayahnya untuk segera pulang.. sesampainya dirumah,ayahnya juga aku, mencoba membujuk dengan menenangkan hatinya kataku, "klo cepat dikhitan,akan sembuh sakitnya dan gak kambuh lagi" yang ada jawabnya..iya, tapi kalo habis di khitan ganti HP baru ya Buk, Alamak !!! itu yang gak enak di dengar.. hehehe

Sebenarnya Rafi, sudah kambuh yang ketiga kalinya, dulu masih 3 tahun dan waktu TK.
Disamping itu juga dia sering nahan kencing klo disekolah, dengan alasan wcnya jorok, begitu juga habis pipis kadang tidak dibersihkan…itulah anak anak, susah dikasih tau….akhirnya kejadian deh :(
malamnyapun aku tak bisa tidur alias stress memikirkan si bocahku…kalo liat anak disunat sering, apalagi pernah ikut jadi panitia di acara sunatan massal, tapi klo anak sendiri yang ngalamin lain deh rasanya he..he..

Akhirnya karena masih penasaran, aku ambil second opinion untuk berobat lagi dan paginya aku coba bawa ke Rs.Awal Bros, disana di cek ke labor urinenya, hasilnya blooding positive dan bakterinya juga positive, dokter bilang Rafi mengalami phimosis, preputium tidak bisa ditarik ke belakang untuk membuka seluruh bagian kepala penis, sarannya juga sama setelah peradangan mereda, rasa nyeri berkemih membaik, lebih baik dilakukan sirkumsisi (khitan)agar peradangan dan kesulitan berkemih tidak terulang lagi.


No choice! akhirnya aku dan ayahnya sepakat untuk dikhitankan saja setelah membaik infeksinya….dan rafipun masuk sekolah seperti biasa, lalu ke sekolah untuk pamitan dengan gurunya kemudian cuti sekitar 5 hari....

Padahal, Aku dan Mbah utinya yang di Jogja dah punya rencana jauh jauh hari, klo Rafi libur sekolah sekalian khitan di Jogja aja, nanti di Bogem prambanan, seperti pakde pakdenya dulu hehe…
Namun semua hanyalah rencana..semuanya berpulang kepada Alloh SWT yang mengatur segalanya, sebagai hambanya kita hanya mampu menjalani, yang terpenting semuanya dapat berjalan dengan lancar…

Sebelumnya Pak dokter juga menawarkan jenis khitannya, ada yang konvensional (cara lama) atau laser…yang belum ada di rs terebut metode sunat dengan cara smart klamp, namun katanya biasanya terjadi pembengkakan dg metode yang terakhir tsb. Akhirnya kami sepakat menggunakan metode laser secara orang menyebutnya, namun aku lihat hanya menggunakan semacam cutter electric…kami memilih dengan laser karena prosesnya cepat dan tidak ada pendarahan atau sangat sedikit.



Hari Sabtu, 17 April 2010…kami pergi pagi pagi ke Rs.Awal Bros untuk mengantarkan Rafi khitan, di hari itu kebetulan Rafi dapat urutan no.3 jadi sekitar jam 1.30 siang …ditangani oleh Pak dokter spesialis urologi dr Syamsuhadi SpU …dan Alhamdulillah prosesnya berjalan dengan lancar.

Tragedi datang….
Dan sampai dirumah sekitar jam 2.30 siang…lalu karena kecapean semua pada ketiduran, sampai pada Rafi bangunin aku, katanya kok sepertinya ada yang mengalir di selangkangannya..aku coba liat ternyata memang betul , ada darah segar yang mengalir gak berhenti ! Waduh ada apalagi nih pikirku sambil sedikit panic, akhirnya buru buru kami bawa lagi ke RS.Awal Bros untuk di cek lagi, untung Pak dokternya masih ada, karena dr Syamsuhadi ternyata juga sebagai dr PNS di Bogor namun masih di perbantukan di Awal Bros menurut ceritanya...

Langsung masuk ruangan untuk di periksa oleh perawatnya, mulai deh Rafi nangis sekencang kencangnya ketika perbannya di buka oleh perawatnya, akupun jadi ikutan nangis ngeliatnya gak tega… pasti kesakitan yang luar biasa karena perban yang sudah melekat di jahitan di buka kembali…duh biyung……
Dokter Syamsu bilang kalau ada pembuluh yang terbuka dan akan ditambahkan 2 kali jahitan…Oh My GOD…gak kebayang banget Deh!!!

Awalnya mau disuntik bius tapi apa daya batang penis masih luka, jadi dg bius spray…tapi tetep aja sakit alias pedih..kamipun berempat, 2 perawat, aku dan ayahnya yang memegangi kaki dan tangan Rafi supaya pak Dokter bisa leluasa menjahit… Ya Alloh…kasihan banget bocahku…cepet sembuh ya Bang…

Di hari Rabunya 21 April, kamipun mengadakan Doa Syukuran sederhana untuk kesembuhan anakku Rafi, dengan mengundang pengajian mesjid bapak bapak, tetangga serta kerabat dekat…

Yang pasti, kami sekeluarga bahagia. Satu kewajiban pada anak lelaki telah kami tunaikan dengan baik. Harapan Ayah dan Ibu,”Semoga cepat Sembuh ya Abang Rafi”..dan cepat besar , Moga kelak menjadi anak yang Sholeh ya sayang, Amiin….

Sumber: Ibu Shella

Bertambah Lagi Manfaat Sunat

Baltimore, AS, Manfaat sunat pada pria makin bertambah lagi. Selain bisa mengurangi risiko tertular HIV melalui hubungan seks heteroseksual, pria yang disunat juga jauh dari risiko terkena virus human pappiloma virus (HPV) yang menjadi penyebab penyakit
kelamin.

HPV adalah virus yang sangat umum dan terdiri lebih dari 100 strain yang sebagian besar menyebabkan kutil kelamin (genital warts). Infeksi beberapa jenis HPV yang menetap dapat menyebabkan kanker.

HPV juga adalah penyebab utama kanker serviks pada perempuan dan juga kanker penis serta kanker dubur. Sedangkan sistem kekebalan tubuh yang baik dapat membersihkan infeksi ini pada beberapa orang.

"Orang yang terinfeksi HIV seringkali juga menderita infeksi HPV dan karena sistem kekebalan tubuhnya rendah menjadi sangat rentan mengembangkan HPV yang terkait dengan kanker," ujar Prof Dr Ronald H. Gray dari Johns Hopkins University School of Public Health di Baltimore, seperti dikutip dari Reuters, Senin (19/4/2010).

Studi terkini yang dilaporkan dalam Journal of Infectious Diseases, menemukan bahwa sunat dapat menurunkan tingkat infeksi HPV penyebab kanker sebesar 33 persen pada laki-laki yang HIV-negatif dan sebesar 23 persen pada laki-laki yang HIV-positif. Hasil ini setelah masing-masing dibandingkan dengan laki-laki yang tidak disunat.

Penelitian ini melibatkan 210 laki-laki yang HIV-positif dan 840 laki-laki yang HIV-negatif dengan usia antara 15-49 tahun. Selain dapat mengurangi risiko infeksi HPV, sunat juga bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang membuat seseorang terhindar dari infeksi.

"Masalah HPV dan kanker yang terkait dengan HPV memang cukup berat di wilayah sub-Saharan Afrika, tapi kemungkinan sunat bisa memiliki manfaat dalam hal mencegah kanker pada laki-laki maupun perempuan," ujar Dr Gray yang juga menjadi peneliti senior dalam studi Uganda.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah merekomendasikan sunat sebagai salah satu cara untuk menekan risiko HIV pada laki-laki. Selain itu di negara-negara yang memiliki kasus HIV tinggi, rekomendasi sunat tidak bisa dibantah kecuali karena ada alasan medis.

"Penurunan prevalensi HPV yang terkait dengan pelaksanaan sunat adalah signifikan namun sederhana," ujar Drs Raphael V. Viscidi dan Keerti V. Shah yang juga dari Johns Hopkins University.

Sunat diperkirakan mengurangi transmisi heteroseksual terhadap HIV dan penyakit seksual lainnya termasuk HPV yang dapat menyebabkan kutil kelamin melalui beberapa mekanisme.

Salah satunya adalah dengan mengurangi jumlah jaringan mukosa yang terkena saat melakukan hubungan seks, hal ini membuat akses virus masuk ke dalam tubuh target menjadi terbatas. Kulit menebal yang terbentuk di sekitar luka sunat bisa membantu menghambat masuknya virus ke dalam tubuh.

Sumber: Detik

Khitan Pada Bayi

Mungkin Anda pernah mendengar bahwa kaum pria dianjurkan untuk melakukan khitan atau sunat. Sebetulnya apakah khitan itu memang perlu dilakukan? Kira- kira apa saja ya keuntungan melakukan khitan? Yuk kita simak lebih jauh tentang khitan.

Pro-kontra mengenai perlu-tidaknya khitan pada laki-laki sudah lama berlangsung. Tapi tampaknya hasil penelitian terbaru ini bisa dijadikan pegangan bahwa khitan memang perlu.

Laki-laki yang dikhitan terbukti jarang sekali tertular infeksi yang menular melalui hubungan seksual dibanding mereka yang belum disunat, itulah yang termuat dalam jurnal Pediatrics.

Dalam jurnal disebutkan bahwa khitan dapat mengurangi risiko tertular dan menyebarkan infeksi sampai sekitar 50%. Makanya jurnal juga menyarankan manfaat besar mengenai sunat bagi bayi yang baru lahir.

Studi saat ini hanya satu dari sekian studi untuk mengupas lebih jauh tentang topik kontroversial ini. Meskipun berbagai studi mendapati bahwa sunat bisa mengurangi tingkat HIV (virus penyebab AIDS), sipilis, dan borok pada alat kelamin, hasil tersebut bercampur dengan penyakit lain yang menular melalui hubungan seks (STD).

Academy of Pediatrics, Amerika menyebut bukti tersebut “rumit dan bertentangan”, karena itu mereka menyimpulkan bahwa, untuk saat ini, bukti tersebut tak memadai untuk mendukung khitan rutin pada bayi yang baru lahir.

Seperti dikutip Reuters, para peneliti menganalisis data yang dikumpulkan Christchurch Health and Development Study, yang mencakup kelompok kelahiran anak dari Selandia Baru.

Dalam studi ini responden laki-laki dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan status khitan sebelum usia 15 tahun dan kelompok yang mengalami infeksi menular melalui hubungan seks antara usia 18 dan 25 tahun yang ditentukan melalui sebuah kuisioner.

Sebanyak 356 anak laki yang tak dikhitan memiliki risiko 2,66 kali serangan infeksi yang menular melalui hubungan seks dibandingkan dengan 154 anak laki yang disunat, demikian kesimpulan pemimpin peneliti Dr. David M. Fergusson dan rekan dari Christchurch School of Medicine and Health Sciences.

Sebagian besar risiko yang berkurang tersebut tak berubah setelah diperhitungkan juga faktor pemicu yang potensial, seperti jumlah pasangan seks dan hubungan seks tanpa pelindung.

Para ilmuwan itu memperkirakan bahwa kalau saja khitan rutin pada bayi yang baru dilahirkan telah dilembagakan, angka infeksi yang menular melalui hubungan seks dalam kelompok saat ini tersebut mungkin telah berkurang setidaknya 48%.

Analisis tersebut memperlihatkan manfaat khitan dalam mengurangi risiko infeksi yang menyerang melalui hubungan seks mungkin sangat banyak. “Masalah kesehatan masyarakat yang diangkat dalam temuan ini jelas melibatkan pertimbangan manfaat jangka panjang bagi khitan rutin pada bayi yang baru dilahirkan dalam mengurangi risiko infeksi di dalam masyarakat, berbanding perkiraan biaya prosedur tersebut,” ujar para peneliti.
Sumber: Resep

NU Serukan Khitan bagi Perempuan

Komisi Maudluliyyah yang membahas masalah-masalah tematik menyerukan khitan (sunat) bagi perempuan, karena didukung sejumlah dalil yang menguatkan bahwa khitan tersebut hukumnya dapat menjadi sunnah atau wajib.

"Khitan mar`ah (perempuan) ini, dianjurkan dalam ajaran Islam, sehingga hukumnya bisa jadi sunnah bisa jadi wajib karena didukung hukum yang kuat," kata tim Komisi Maudluiyyah Dr M Masyuri Naim disela-sela Muktamar ke-32 Nahdlatul Ulama (NU) di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Jumat.

Menurut Rois Syuriah PBNU ini, masalah khitan perempuan di kalangan masyarakat masih diperdebatkan, bahkan karena sejumlah kasus akhirnya khitan perempuan itu dilarang. Seperti halnya kasus yang terjadi di Sudan dan di Bandung, Jawa Barat.

Dia mengatakan, persoalan kasuisstik itu hendaklah tidak melemahkan subtansinya atau hukum yang harusnya ditaati oleh penganut Agama Islam. Apabila ada kasus seperti itu, hendaklah tidak langsung diberlakukan secara general (umum).

"Ibarat seorang dokter melakukan kesalahan pada saat melakukan khitan, kemudian seluruh tempat praktek dokter ditutup," katanya.

Berkaitan dengan hal tersebut, lanjutnya, khitan perempuan ini perlu disosialisasikan agar akar rumput mengetahui secara jelas.

Mengenai adanya larangan khitan perempuan dari Departemen Kesehatan karena dianggap dapat menimbulkan seseorang menjadi frigid, apabila aturan dan anjuran Rasulullah SAW, hal itu tidak akan terjadi, karena ada kriteria-kriteria tertentu yang harus ditaati misalnya tidak boleh terlalu banyak memotong bagian ujung alat vital perempuan, tapi hanya mengikis semacam kulit arinya saja.

"Hari ketujuh pada saat kelahiran sangat dianjurkan, karena hal itu tidak akan mempengaruhi kesehatan atau menimbulkan pendarahan sepanjang mengikuti aturan yang ditetapkan," katanya.

Lebih jauh dia mengatakan, komisinya selain membahas masalah khitan perempuan, juga membahas tentang bid`ah (hal baru dalam agama). Sebagai gambaran, seseorang yang menggunakan celana panjang dan tidak memotongnya diatas mata kaki, langsung dicap sebagai kafir.

"NU tidak akan melakukan hal itu, karena disadari kami hanya legislator, bukan eksekutor. Namun selaku legislator, kami akan senantiasa memberikan petunjuk atau Juklak kepada pihak eksekutor jika ada hal-hal yang menyimpang dari ajaran Agama Islam," katanya.

Sumber: Antaranews

Khitan sebagai gaya hidup pencegahan HIV

Kabar baik bagi pria-pria yang telah dikhitan. Para ahli sepakat khitan terbukti efektif menekan penularan HIV. Jika dilakukan di seluruh dunia, 2 juta infeksi baru HIV bisa dicegah.

"Dua penelitian terakhir malah berhenti lebih awal, karena menunjukkan keefektifan yang tinggi tentang khitan dibanding kelompok kontrol yang menolak dikhitan," jelas peneliti dari Universitas Illinois, Amerika Serikat, Richard Bailey, dalam Konferensi Masyarakat AIDS Internasional di Sydney, Australia.

Kesimpulan tersebut didapat setelah 3 penelitian yang diadakan di Afrika. Semua penelitian membuktikan keefektifan khitan untuk mencegah penularan HIV. Khitan bisa
menurunkan resiko penularan HIV hingga 60 %.

Jika khitan ini dilakukan di seluruh dunia, maka bisa mencegah 2 juta infeksi baru HIV dan 3 ratus ribu kematian di sub-Sahara Afrika selama 10 tahun.

Bailey dalam konferensi itu juga mengajak pemimpin negara berkembang untuk mempromosikan khitan kepada warga laki-lakinya. Namun dia menyadari bahwa itu tidak mudah, karena khitan bukan hanya praktik medis sederhana. Khitan telah identik dengan budaya, agama, dan kepercayaan tertentu.

"Untuk itu tidak mudah bagi menteri kesehatan atau politisi untuk menyebarkan perlunya khitan di negara yang tidak punya tradisi itu," kata Bailey.

Namun jika promosi pentingnya khitan ini tidak dimulai dari sekarang, akan lebih berbahaya untuk jangka panjang, karena semakin banyak yang akan terinfeksi HIV.

"Waktu yang tepat adalah sekarang,"

Sumber: Pusat Informasi Penyakit Infeksi Khususnya HIV